Sebentar lagi negara kita tercinta Indonesia akan mengadakan pesta demokrasi.
Seluruh warga Indonesia memiliki hak untuk memilih wakil rakyat dan memilih pemimpinnya.
Namun, saat ini kita lihat banya para wakil rakyat dan para pejabat negara yang melakukan tindakan yang sangat mengecewakan.
Seperti yang kita lihat juga saat ini para caleg dan calon pemimpin sering mengobral janji pada rakyat.
Pada saat-saat yang seperti ini mereka semua berlomba-lomba untuk terjun langsung ke masyarakat dan mencari perhatian masyarakat untuk meraih suara yang banyak dalam PEMILU.
Mereka juga berlomba-lomba memberi sumbangan dalam bentuk yang beragam pada masyarakat.
Namun, apakah semua itu akan mereka lakukan setelah menjadi pejabat nantinya??
Jawabannya sudah menjadi rahasia publik, bahwa setelah mereka sukses meraih suara banyak dan duduk di kursi pejabat, sebagian besar dari mereka lupa akan janji-janjinya pada masyarakat dan hanya memikirkan bagaimana caranya agar modal yang telah mereka keluarkan selama kampanye dapat kembali atau mendapat yang lebih dari modal yang dikeluarkan. Sehingga banyak dari mereka yang berfikir singkat dan mengambil jalan pintas, yaitu korupsi.
Tapi apakah semua wakil rakyat dan pemimpin kita seperti itu?
Tidak! Tidak semua dari mereka seperti itu. Masih banyak orang yang dapat mengemban amanah. Namun, masyarakat pun harus pintar dalam memilih wakil rakyat dan memilih pemimpin.
Nah, agar tidak salah pilih pemimpin, kita harus tau seperti apa sih kriteria untuk pemimpin yang baik.
Pertama, calon presiden harus beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa. Hal ini sesuai dengan Pancasila pada sila pertama yaitu :
“Ketuhanan Yang Maha Esa”. Calon presiden dengan tingkat keimanan dan
ketakwaan yang baik tentu akan menjadikan negara akan bermartabat.
Seorang pemimpin tentu segala gerak-geriknya akan ditiru oleh
masyarakatnya.
Kedua, calon presiden harus memiliki sifat jujur. Dengan kejujuran
yang dimiliki tentu akan menjadikan negara terkendali. Dengan jujur
dalam mengelola dana misalnya, maka tidak akan ada kasus korupsi.
Ketiga, calon presiden harus memiliki sifat terbuka. Dengan
keterbukaan dalam hal urusan kepemerintahan kepada rakyatnya, maka
masyarakat akan mengetahui tindakan apa saja yang diambil oleh kepaka
negara. Jadi tidak menjadi rahasia perusahaan bagi pemerintah, melainkan
rahasia umum alias semua warga masyarakat mengetahuinya.
Keempat, calon presiden harus adil dan bijaksana. Dalam hal ini
presiden harus menyamaratakan rakyatnya. Tidak pandang apakah ada ikatan
saudara atau apa. Misalnya dalam hal siapa yang salah dan siapa yang
benar. Presiden harus bijaksana dalam menentukannya, yang salah tidak
dipandang benar, dan yang benar tidak disalahkan.
Kelima, calon presiden harus bertanggungjawab akan semua tugas dan
kewajibannya. Jika presiden sedang menjalankan suatu kewajiban, maka
tidak akan berhenti ditengah jalan. Presiden harus menyelesaikan
kewajiban itu tanpa terkecuali.
Keenam, calon presiden harus berwawasan luas. Dengan berwawasan luas
maka akan menjadikan simbol negara bahwa negara Indonesia mementingkan
pendidikan bagi setiap orang. Selain itu maka dapat menunjukkan
identitas bangsa Indonesia sebagai bangsa yang bermartabat.
Ketujuh, calon presiden harus tegas. Baik dalam menentukan
kebijakan,mengadili terdakwa, peraturan, dan yang lainnya. Disini tidak
dianjurkan calon preseden yang plin-plan, yang tidak teguh pada
pendirian.
Kedelapan, calon presiden harus daya empati, simpati, dan kepekaan
terhadap masyarakatnya. Jika ada masyarakatnya yang sedang mendapat
bencana maka sesegera mungkin pihak pemerintah memberikan pertolongan.
Kesembilan, calon presiden harus menguasai beberapa bahasa asing,
termasuk bahasa Inggris. Disini perlu pemahaman yang tinggi, karena
presiden akan sering melakukan kerja sama dengan negara lain dan
tentunya akan menggunakan bahasa asing.
Kesepuluh, calon presiden harus memiliki visi dan misi yang jelas,
serta memperjuangkannya dengan sekuat tenaga. Tidak lupa dengan tujuan
awal bahwa akan lebih memajukan bangsa Indonesia dan mengatasi berbagai
permasalahan yang terjadi di masyarakat.
Kesebelas, calon presiden harus ramah dan disiplin. Keramahan akan
membuat siapa saja senang dan bangga, apalagi jika itu dimiliki oleh
presiden. Disiplin dalam menjalankan tugas dan kewajibannya sebagai
kepala negara.
Keduabelas, calon presiden harus berwibawa dan berjiwa pemimpin.
Seorang pemimpin yang berwibawa tentu akan lebih disegani oleh
masyarakatnya daripada pemimpin yang tidak berwibawa. Seseorang yang
memiliki jiwa pemimpin tentu akan mendukung kinerjanya, termasuk bagi
calon-calon presiden di masa mendatang.
Selain memilih presiden yang tepat, kita juga harus memilih wakil rakyat yang tepat. Agar terjadi keselarasan antara pemimpin, wakil rakyat dan kita sebagai rakyat. Lalu seperti apa wakil rakyat yang patut untuk dipilih?
Caleg dari partai
besar yang berpengalaman.
Partai yang sudah
berpengalaman setidaknya telah banyak mengetahui situasi dan kondisi peta
politik. Dengan demikian secara otomatis partai yang berpengalaman sudah tentu
sangat menguasai medan politik serta mahir dalam memainkan politiknya. Jadi,
jika caleg yang kita pilih berasal dari partai yang sudah berpengalaman, akan
sangat menolong bagi caleg tersebut dalam memperjuangkan keinginan rakyatnya.
Caleg yang
berpendidikan tinggi / dari kalangan akademisi.
Permasalahan bangsa
yang sering dibahas di DPR sudah tentu sangat kompleks. Otomatis, seorang caleg
membutuhkan logika yang sangat baik untuk memahami segala persoalan. Caleg yang
berpendidikan tinggi tentunya mempunyai kapabelitas baik dalam memahami
persoalan.
Caleg yang
berpendidikan tinggi biasanya dalam menilai suatu persoalan selalu membuat
riset dan mengumpulkan fakta-fakta yang lengkap, serta terbiasa memandang suatu
persoalan dengan objektif dan proporsional sesuai dengan fakta yang ada.
Semakin tinggi jenjang
pendidikan si caleg, semakin intelek juga cara berpikirnya. Misalnya, tipikal
seseorang yang melanjutkan studi lanjut S2 atau S3 di suatu bidang ilmu sains,
kecil kemungkinan orang tersebut haus dan tamak akan kekayaan materi. Sebab
jika sejak awal orientasi mereka adalah uang, untuk apa mereka bersusah payah menghabiskan waktu yang
panjang hanya untuk belajar. Sudah tentu
tujuan utama mereka adalah pendidikan. Oleh karena itu semakin seseorang
berilmu semakin cerdas cara berpikirnya dan semakin manusiawi cara hidupnya.
Namun, yang dimaksud
disini bukan sekedar mempeoleh gelar abal-abal yang dapat dibeli dengan instan,
melainkan gelar yang benar-benar di peroleh melalui proses pendidikan yang
benar dalam bidang akademis.
Caleg yang latar
belakang organisasinya banyak di bidang-bidang pengabdian masyarakat.
Dengan sering
berkutatnya si caleg kepada hal-hal yang berkaitan langsung dengan masyarakat,
hal tersebut menadadakan si caleg sudah terbiasa, mengerti, dan peka terhadapi
keadaan real yang dihadapi masyarakat. Jangan lupa, seorang Obama memiliki
track record yang sangat baik di bidang community
service. Oleh karena itu caleg yang tepat sebaiknya berpengalaman dalam
kegiatan sosial kemasyarakatan.
Caleg yang punya
website / blog pribadi (punya akun informasi yang bagus).
Hal ini
mengindikasikan kepekaan seorang caleg dengan media informasi. Jika akses
informasi tentang diri caleg kurang (tidak punya website / blog pribadi atau web
yang memuat profil singkatnya ), tandanya caleg tersebut tidak niat dan menutup
pintu bagi orang-orang yang ingin tahu tentang dirinya. Hal ini sama saja, si
caleg kurang peka terhadap kebutuhan masyarakat yang ingin mengetahui informasi
tentang calon wakil rakyatnya. Dengan demikian ketika si caleg menjadi anggota
DPR, bagaimana mungkin caleg tersebut memiliki kepekaan terhadap
kebutuhan-kebutuhan masyarakat jika caleg tersebut tidak bisa membangun
komunikasi dengan masyarakat melalui media internet.
Di jaman teknologi
saat ini seharusnya profil caleg setidak-tidaknya dapat di searching melalui
google internet atau sejenisnya. Sebab jika profil caleg tidak muncul ketika di
search di google internet, tentu kredibilitas caleg tersebut akan dipertanyakan.
Karena jika memang caleg tersebut memiliki kapasitas dan kapabelitas yang baik
tentunya berita/profil si caleg dapat ditemukan melalui search google atau
sejenisnya. Dengan demikian kita dapat menilai track record si caleg apakah
pantas untuk dipilih. Sebab jika kita tidak memperoleh informasi yang akurat
mengenai caleg maka itu sama saja kita membeli kucing dalam karung.
Jangan memilih caleg yang memberikan uang
atau sembako.
Kadang-kadang orang
mencalonkan diri sebagai anggota dewan akan mengikuti gaya berbisnis.
Mengeluarkan modal terlebih dahulu kemudian berusaha mengembalikan modal
tersebut dan kalau bisa meraih untung yang besar. Hal ini lah yang menyebabkan
terjadinya korupsi. Bagaimanapun bentuk-bentuk politik uang seperti itu sudah
jelas dilarang oleh undang-undang. Namun, sudah menjadi rahasia publik bahwa
salah satu faktor penentu kemenangan seorang caleg adalah seberapa besar modal
yang dimiliki dan dikeluarkan.
Jangan memilih caleg yang gagal mengurus keluarga dan rumah tangga.
Keluarga adalah salah satu wujud organisasi terkecil yang mencerminkan
kepemimpinan seseorang. Sebelum ia mengurusi masyarakat dan negara, yang
pertama kali akan ia urus tentulah keluarganya. Janganlah memilih caleg yang
menyia-nyiakan keluarganya atau gagal mengurus keluarganya. Karena hal tersebut
sudah mencerminkan bahwa ia adalah seorang pemimpin atau wakil rakyat yang tidak baik.
Mengurus keluarga saja sudah gagal, bagaimana ia bisa berhasil mengurus warga
dan negara?
Indonesia adalah negara demokrasi, dimana kekuasaan tertinggi ada di tangan rakyat. Dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Nasib negara kita kedepan tentu ada ditangan rakyat itu sendiri. Jadi, sebagai rakyat kita harus cerdas dan berani. Agar negara kita kedepannya terus berkembang menjadi negara yang cerdas, tidak mudah terpecah belah dan tidak mudah diadu domba oleh negara lain.
Bangkitlah Indonesiaku :)