by : Bq Nilagetir Fitriyani
F1C013017
Pada era tekhnologi modern ini tidak dapat
dipungkiri bahwa tidak hanya orang dewasa yang mengkonsumsi internet,
tetapi sesungguhnya pengguna internet terbanyak adalah anak dan remaja. Seperti
yang dilansir dari Kominfo.go.id, pengguna internet di Indonesia mencapai 82
juta orang dan 80% di antaranya adalah remaja berusia 15-19 tahun. Dengan berkembangnya
teknologi dengan sangat pesat, orang bisa melakukan komunikasi dan mencari
hiburan melalui berbagai sarana, salah satu sarananya adalah game online. Kata “game”
adalah sebuah kata yang sangat familiar bagi semua orang, baik orang dewasa,
remaja, dan anak-anak. Game online semakin berkembang, baik dari segi grafisnya
maupun jenisnya yang semakin banyak, dan orang-orang yang memainkan game online
pun semakin banyak. Sebagian besar yang memainkan game online adalah pelajar,
mulai dari anak TK, SD, SMP dan SMA. Hal tersebut dapat kita lihat dengan
banyaknya warung game online yang tersebar di berbagai tempat dan pengunjung warung
game online tersebut yang paling banyak adalah pelajar.
Game online adalah sebuah permainan
(games) yang dimainkan di dalam suatu jaringan (baik LAN maupun Internet). Game online ini bisa dimainkan oleh banyak orang
atau lebih dari dua orang, tidak seperti bermain game jaman dulu yang hanya
bisa dimainkan dua orang saja.
Game online dapat membuat orang menjadi kecanduan. Game
online ini tidak hanya diakses melalui komputer saja, bahkan saat ini game online
dapat diakses melalui handphone/smartphone. Kecanduan game online dapat membuat
anak menjadi lebih boros karena rela mengeluarkan uang saku mereka untuk
bermain game online, selain itu anak juga rela menghabiskan waktu mereka selama
berjam-jam untuk bermain game online. Game online ini dapat mempengaruhi
tumbuh kembang sang anak seperti yang dilansir pada edukasi.kompasiana.com
sebagai berikut :
Menyebabkan perilaku agresif, terutama
bagi anak laki-laki karena kecenderungan memainkan
game dengan tema
kekerasan.
Mengabaikan kebutuhan lain, misalnya
belajar, makan, mandi, tidur, dan lebih suka bermain
game sendiri di
depan computer atau televisi daripada bergaul dengan saudara atau teman di
lingkungan sekitar.
Menganggu kesehatan, berupa gangguan
pencernaan, kram tangan, radiasi yang dipancarkan komputer juga dapat menganggu
kesehatan mata dan saraf.
Memicu masalah emosi, seperti sering
marah, murung, merasa sendiri, dan marah ketika mendapat teguran karena terlalu
lama bermain
game.
Mengalami obsesi, yaitu perasaan tertekan
karena tidak bermain sehingga anak terus berpikir tentang
game dan ingin
bermain untuk waktu yang cukup lama.
Mendorong ketidakjujuran, biasanya
mengenai waktu dan uang yang telah mereka habiskan untuk bermain
game.
Mereka melakukan ini karena kebohongan merupakan cara untuk melindungi
kesenangan bermain
game.
Tidak mampu mengendalikan diri, seorang
pecandu
game awalnya berencana bermain selama satu jam, akan tetapi ia
melakukannya selama dua jam atau lebih, bahkan mungkin sepanjang malam. Mereka
melakukan ini karena mengalami kesenangan saat bermain dan kehilangan rasa itu
saat berhenti. Untuk mengatasi rasa kehilangan itu pecandu memilih bermain
game
lebih banyak lagi. Proses ini merupakan lingkaran setan seperti yang dialami
pecandu rokok, narkotika dan judi.
Mempengaruhi otak, permainan yang
terus-menerus dilakukan menjadi pengalaman baru, seperti proses belajar dan
mengingat. Pengalaman baru yang menyenangkan dapat memberikan motivasi bagi
otak untuk terus melakukannya dan akhirnya menimbulkan perubahan pada struktur
dendrite sel-sel otak. Perubahan tersebut mengakibatkan masalah pada anak dalam
mengontrol aktivitas sehari-harinya.
Contoh nyata dari kecanduan game salah satunya adalah adik dari teman saya, dia sering bermain game di rumah maupun di warnet, dalam sehari dia bermain game kurang lebih selama 4 jam dalam sehari, ia pun bermain setiap hari. Dampak dari kebiasaannya yang selalu bermain game ini ia menjadi malas untuk belajar.
Contoh lainnya dalam new.detik.com (21/03/2013), memberitakan
mengenai dampak kecanduan game online pada anak, dalam berita tersebut ada sebuah
kasus seorang anak yang kecanduan game online, anak tersebut bernama Dogol (15th),
nama samarannya. Anak tersebut rela menghabiskan waktu seharian dari pagi sampai
pagi lagi didepan layar komputer warnet. Karena terlalu sering bermain game
online dan apabila tidak bermain game terasa ada kurang dalam kesehariannya,
hingga pada saat ia tidak memiliki uang untuk bermain game dan ia pun terdorong
untuk mencuri sepeda motor agar mendapat uang untuk bermain game online.
Kecanduan bermain game dapat membuat anak melakukan
tidakan-tindakan kriminal lain seperti kekerasa. Hal tersebut terjadi karena kecanduan
bermain game dapat membentuk pola pikir dan perilaku anak, dan anak akan meniru
apa yang dilihat dalam game tersebut.
Kita tidak bisa sepenuhnya memberi label buruk pada
game online. Disisi lain game online sebenarnya memiliki pengaruh positif juga.
Bermain game tentu saja sangat menyenangkan, sehingga bermain game dapat
menjadi hiburan ditengah-tengah kebosanan, kepenatan dan untuk menghilangkan
stress. Bermain game dapat melatih pikiran anak. Ada beberapa game yang
memerlukan konsentrasi si pemain, sehingga bermain game dapat melatih
konsentrasi, dan seperti yang dikatakan dalam gudangkesehatan.com, bahwa
bermain game selama 20 menit sebelum belajar dapat meningkatkan konsentrasi
belajar. Dengan bermain game, anak juga dapat berlatih untuk memecahkan suatu
masalah, mengembangkan kreatifitas, dan tentunya dapat membuat anak menjadi
lebih aktif.
Sebuah
berita yang dimuat dalam tekno.liputan6.com, menyatakan bahwa ada seorang anak berusia
11 tahun menjadi seorang pahlawan karena bermain game. Ia menyelamatkan nyawa
seorang kakek dari kecelakaan mobil dengan menggunakan keterampilan mengemudi
yang ia dapat dalam game Grand Theft Auto
atau yang lebih dikenal dengan GTA. Saat itu Charley Cullen dan kakeknya sedang
dalam perjalanan pulang menuju rumahnya di Slane, Co Meath, sebuah desa di
Irlandia. Ketika kakeknya yang berusia 79 tahun kehilangan kendali dan
menginjak pedal gas hingga kecepatan lebih dari 117 km per jam, bocah itu
dengan sigap mengendalikan kemudi mobil. Hebatnya, tak hanya membuat mobil
tetap stabil di jalan raya, bocah bernama Charley Cullen itu juga membuat mobil
berjalan di tengah kemacetan. Mobil yang kemudikan Charley berhenti ketika
mobil tersebut menabrak tembok dan gerbang yang berada di dekat rumah
mereka. Setelah itu Charley menarik kakeknya keluar dan membawanya masuk
ke rumah.
Dari
kasus tersebut kita dapat melihat bahwa dengan bermain game dapat membuat anak
berpikir cepat untuk menyelesaikan sebuah masalah yang tengah dihadapi dan
mengembangkan kreatifitas mereka melalui game yang mereka mainkan.
Ketika anak-anak sedang bermain game alangkah
baiknya bila orangtua dapat mengawasi dan mengontrol mereka, karena bila tidak
ada pengawasan dari orangtua dapat menyebabkan dampak buruk bagi anak.
Source :