Berbicara
mengenai Pemilu tentu saja tidak luput dari masalah golput. Masyarakat lebih memilih
golput daripada memilik wakil rakyat, partai, pemimpin daerah ataupun presiden dalam
Pemilu. Hal ini disebabkan karena masyarakat tidak percaya pada para elit
politik dan para pemimpin akibat perilaku mereka yang kerap kali mengecewakan rakyat, seperti
korupsi dan mengumbar janji-janji saat kampanye kemudian setelah mereka sudah
menjadi pejabat, mereka lupa akan janji-janji yang pernah dilontarkan. Golput
di Indonesia terus meningkat dalam setiap Pemilu di Indonesia. Pada Pemilu
Legisllatif 1999 jumlah golput hanya sebesar 6,3%, pada Pemilu 2004 menjadi
sekitar 16 %, dan pada Pemilu 2009 meningkat lagi menjadi 29,1%. Lalu,
bagaimana dengan Pemilu tahun 2014? Dengan begitu hancurnya citra para elit
politik dan para pemimpin di mata masyarakat saat ini dapat dipastikan tingkat
golput akan meningkat dari Pemilu tahun 2009. Terutama dikalangan remaja lebih
banyak memilih untuk golput. Dari kenyataan yang saya lihat di sekitar saya
sudah dapat dipastikan akan banyak yang memilih untuk golput di kalangan
pemuda. Seperti di kampus saya, BEM sudah bekerja sama dengan KPU agar
mahasiswa yang dari luar kota dan luar pulau bisa memilih caleg dan capres
dikampus, dengan maksud untuk menekan tingkat golput di kalangan mahasiswa.
Namun, yang terjadi tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Sampai akhir maret
ini masih banyak mahasiswa yang acuh tak acuh terhadap upaya BEM dan KPU
tersebut. Dari beberapa orang yang saya tanyakan apakah mereka akan mengikuti
pileg dan pilpres, sebagian besar menjawab tidak akan ikut pilpres dan pileg karena
mereka menganggap para elit politik dan para pemimpin itu sama saja.
Sebenarnya, masih banyak dari elit politik yang dapat dipercaya, tapi yang
bagus sudah tertutup oleh yang jelek, sehingga masyarakat selalu menganggap
para elit politik sama saja tidak ada yang dapat dipercaya. Seharusnya para
elit politik dan para pemimpin dapat belajar dari hal-hal yang sudah terjadi
agar masyarakat dapat mempercayai mereka. Tetapi, sebagian besar dari mereka selalu
mengulang keburukan yang telah terjadi sebelumnya, mereka bukannya memperbaiki
suasana tetapi malah memperburuk suasana. Sehingga masyarakatpun semakin tidak
mempercayai mereka. Hal inilah yang menjadi penyebab utama golput dalam Pemilu
di Indonesia terus meningkat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar